Tidak ada Harga Batas Kepemilikan Properti oleh Orang Asing

Pemerintah Indonesia tidak menetapkan nilai minimum pembelian untuk kepemilikan rumah bagi orang  asing, seorang pejabat senior mengatakan satu-satunya pembatasan yang menjadi larangan pembelian tempat tinggal yang disubsidi negara.

Ferry Mursyidan Baldan, menteri  tanah dan tata ruang, mengatakan pada hari Rabu bahwa kantornya telah menyusun peraturan tentang masalah tersebut dan akan mengeluarkan dengan pembatasan yang diusulkan sebelumnya  orang asing hanya  diizinkan untuk membeli properti senilai Rp 5 miliar atau lebih.  "Saya  berpikir kita tidak perlu menetapkan  nilai minimum," kata Ferry kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta Pusat, menambahkan bahwa dengan harga properti terus meningkat, pembatasan akan cepat usang.
"Kita tidak harus mengatur setiap batas minimum harga  . Selama  pembeli  memiliki izin tinggal, mereka   bisa memilih property dimanapun mereka inginkan .
"Jika kita berbicara tentang rumah yang dibangun oleh pengembang properti, rumah di  pasar terbuka, maka tidak perlu dipusingkan dengan batas harga. Kecuali  ada rumah  dibangun  dengan subsidi pemerintah  dijual ke asing . Itu tidak diperbolehkan.
Pembukaan pemerintah atas sektor properti kepada pembeli asing datang setelah lobi dari Real Estate Indonesia, asosiasi terbesar negara itu dari pengembang properti, yang telah menyatakan keprihatinan tentang penandaan permintaan domestik sebagai daya beli berkurang di tengah perlambatan ekonomi.

Berdasarkan peraturan saat ini, asing memegang hak sertifikat penggunaan, atau hak pakai, harus memperbarui izin mereka setiap 25 tahun. Peraturan baru akan menghapuskan pembatasan waktu izin  dan memungkinkan orang asing untuk mewariskan property ke anak-anak mereka. Namun, orang asing tidak akan berhak dalam bentuk tertinggi  dari kepemilikan properti, hak milik, atau freehold.

desakan feri yang tidak akan ada nilai properti minimum menandai  dari pernyataan sebelumnya oleh menteri dan pejabat lainnya, termasuk Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, bahwa orang asing hanya akan diizinkan untuk membeli rumah mewah seharga minimal Rp 5 miliar.
pernyataannya bahwa orang asing juga akan diizinkan untuk memiliki properti "dimanapun mereka inginkan" juga bertentangan pernyataan sebelumnya oleh Franky Sibarani, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM), bahwa pembelian tersebut akan dibatasi pada beberapa zona ekonomi khusus