Jalur Alternatif Medan - Berastagi

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara diharapkan segera membuat jalur alternatif menuju kawasan Berastagi, Kabupaten Karo, untuk menghindari kemacetan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti longsor atau kecelakaan lalu lintas.

“Selama ini, jalur menuju ke Berastagi hanya satu. Itu cukup riskan,” kata anggota DPRD Sumut Brilian Moktar di Medan, tadi malam.Selama ini, kata Brilian, masyarakat yang ingin berwisata atau keperluan lain ke Kabupaten Karo hanya menggunakan ruas jalan Pancurbatu yang terus ke Sembahe, Sibolangit, dan berakhir di Berastagi.
Jika terjadi longsor atau kecelakaan lalu lintas di kawasan tersebut, hampir dipastikan arus lalu lintas akan mengalami kemacetan yang sangat panjang dan diperkirakan mencapai puluhan kilometer.
Kalaupun memaksakan diri menuju Berastagi, pengguna jalan harus mengantre selama berjam-jam atau memutar melalui Kota Tebing Tinggi, lalu ke Parapat di Kabupaten Simalungun dan keluar dari Kabupaten Dairi yang diperkirakan mencapai 200 km.

“Kalau longsornya besar, pilihannya hanya dua, bermalam atau memutar sekitar 200 km lebih,” katanya. Tentu saja, kata politisi PDI Perjuangan itu, kondisi tersebut sangat merugikan masyarakat karena harus menghabiskan waktu lebih lama dan biaya yang lebih besar.
Karena itu, jalur alternatif menuju salah satu kawasan wisata andalan di Sumut tersebut sangat diperlukan agar jalur transportasi warga tidak terganggu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam penyiapan jalur alternatif menuju kawasan Berastagi tersebut adalah membuat jalan baru dari Kabupaten Langkat.

Pemilihan Langkat sebagai lokasi jalur alternatif sangat memungkinkan karena lokasinya tidak terlalu jauh dari Kota Medan dan daerahnya juga tidak terlalu jauh dari Karo.
“Mungkin, upaya itu dapat dimasukkan dalam anggaran 2015,” kata anggota Komisi B DPRD Sumut tersebut. Selain jalur alternatif, Brilian juga mengharapkan Pemprov Sumut melalui Dinas Bina Marga dapat melakukan pelebaran jalan dari Kota Medan menuju berbagai kawasan wisata seperti Sembahe, Sibolangit, dan Berastagi.

Pelebaran jalan tersebut sangat diperlukan karena volume kendaraan menuju berbagai lokasi wisata itu sangat banyak dan dinilai kurang mampu ditampung dengan lebar jalan saat ini.
Jika anggarannya belum mencukupi, mungkin pelebaran jalan tersebut dapat dibuat secara periodik sesuai dengan kemampuan perbaikan infrastruktur yang dimiliki Pemprov Sumut.
Langkah awal, mungkin pelebaran jalannya dapat dimulai dari kawasan Kebun Binatang Medan di kawasan Simalingkar menuju Sembahe melalui anggaran 2013 dan jalur Medan-Tuntungan-Sibolangit melalui anggaran 2014. “Dengan begitu, kemacetan yang selalu terjadi di kawasan Pancurbatu dapat dikurangi,” katanya.(Waspada)